Idulfitri dan Industri 4.0


Kencangnya kampanye Revolusi Industri 4.0 yang sering kami dengar diberbagai hajatan yang kami ikuti atau bacaan situs-situs internet tanpa sadar bahwa ini juga dibicarakan saat ceramah usai salat idul fitri. Materi yang menarik pastinya.

Rabu pagi (5/6), Masjid Agung Jawa Tengah masih menunggu waktu yang tepat untuk memulai pelaksanaan salat id. Disela-sela masyarakat yang terus berdatangan, sebuah buku tipis yang berisi materi khutbah dibagikan.

Kami selalu menunggu materi seperti ini dibagikan. Selain dikemas dengan sangat baik, isi materi bisa dibaca lebih dulu. Ini jadi pengetahuan yang bagus, mengingat saat mendengar khutbah bisa lupa karena tidak konsentrasi.

Industri 4.0


Penceramah yang berbicara tentang industri 4.0 di Masjid Agung Jawa Tengah adalah Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, yakni Prof. H. Mohamad Nasir, Ak, Ph.D.

Mungkin karena beliau juga, materinya menyinggung tentang ini. Kami membawa materinya berikut ini yang sedikit banyak mengambil dari materi yang ada di dalam buku tersebut.

Kita sadar bahwa kita sedang berada dalam arus perubahan sejarah yang sangat dasyhat, abad yang paling inovatif dalam sejarah manusia.

Ini dimungkinkan dengan semakin mudahnya akses kepada sumber ilmu pengetahuan, dan koneksi diantara berbagai pihak.

Jarak invensi dan inovasi semakin pendek. Perubahan ini terjadi dalam berbagai bidang kehidupan. Pemanfaatan internet di dalam berbagai sektor dan digitalisasi serta pertukaran data dalam manufaktur telah mendorong terjadinya Revolusi Industri ke-4. 

Ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala (internet of things atau IoT), komputasi awan, dan komputasi kognitif. 

Perubahan dari industri 3.0 ke industri 4.0 hanya membutuhkan waktu kurang dari 50 tahun, dimana perubahan sebelumnya membutuhkan waktu lebih dari 100 tahun.

Industri 4.0 membawa disruptif teknologi (diruptive technology) yang hadir begitu cepat dan mengancam keberadaan lapangan kerja dan perusahaan-perusahaan yang sudah mapan.

Ukuran besar dari sebuah perusahaan tidak lagi menjadi jaminan. Justru kelincahan perusahaan serta kolaborasi antara perusahaan akan menjadi kunci keberhasilan meraih prestasi.

Dampak negatif


Selain itu terdapat dampak negatif dari perubahan-perubahan yang berlangsung. Contohnya pemanfaatan internet berupa pornografi, kecanduan, perjudian, penipuaan dan lainnya yang menyebar bahkan sampai anak-anak. 24 juta pengguna internet (18,4%) berada pada usia 10-24 tahun, yang relatif rentan terpengaruh. 

Perlu kegiatan penyadaran yang terus menerus dan juga riset untuk membuat sistem atau teknologi yang membantu mengatasi ancaman dan dampak teknologi negatif ini.

Produktivitas dan daya saing

Dalam dunia yang mengalami perubahan-perubahan begitu cepat akan terjadi saling ketergantungan antar bangsa-bangsa dan sekaligus persaingan.

Untuk dapat meningkatkan dan mempertahankan dan meningkatkan kualitas kehidupan dan ketentraman yang telah dimiliki, masyarakat kita harus memiliki produktivitas dan daya saing yang tinggi.

Kita sangat menyadari bahwa untuk mempercepat kejayaan masa depan bangsa, yang harus diandalkan adalah SDM yang mampu meningkatkan nilai dari suatu produk perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) atau pemikiran (brainware) yang dibutuhkan pasar domestik atau internasional sesuai jadwal, berkualitas tinggi, dan dengan harga yang bersaing.

Ini hanya dapat dicapai kalau kita menguasai, mengendalikan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi (iptek) dan inovasi ini, walau bukan satu-satunya, akan menjadi the prime mover of change dalam menghadapi arus perubahan sejarah yang dasyat ini.

Sejarah telah membuktikan bahwa hanya manusia yang berbudaya, taat pada nilai-nilai ajaran agamanya yang mampu menguasai. 

Mereka mengembangkan dan menerapkan hasil kajian ilmu pengetahuan dan teknologi, yang dapat berkembang menjadi manusia yang terampil dan unggul karena memiliki produktivitas dan daya saing tinggi.

...

Semua orang diajak berkenalan dengan perubahan yang terjadi. Entah apakah mereka mengerti dan memahami, setidaknya dalam pikiran mereka sudah tahu. Menjelaskannya, entahlah apakah bisa atau tidak.

Masa depan yang digadang-gadang seperti sekarang yang mudah ditemuni seperti hadirnya transportasi online hingga pembayaran tanpa harus mengeluarkan uang bakal menjadi hal biasa nantinya dalam sehari-hari.

Tantangannya sekarang setelah mengetahui era Revolusi Industri ke-4 ini adalah kita akan menjadi penikmatnya atau pembuatnya? Dapatkah kamu melakukannya?

Artikel terkait :
Informasi Kerjasama
Hubungi lewat email dotsemarang@gmail.com
Atau klik DI SINI untuk detail lebih lengkap
Idulfitri dan Industri 4.0
4/ 5 stars - "Idulfitri dan Industri 4.0" Kencangnya kampanye Revolusi Industri 4.0 yang sering kami dengar diberbagai hajatan yang kami ikuti atau bacaan situs-situs internet tanpa ...